• Home
  • Artikel
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Kontak
Menu
  • Home
  • Artikel
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Kontak
Home Keislaman

Syekh Mahfudz At-Turmusi: Ulama Nusantara yang Menjadi Mufaqih di Makkah

by admin_seratlontar
14 September 2024
Syekh_Mahfudz

SERATLONTAR – Abad ke sembilan belas Masehi menjadi tahun emas ulama Nusantara belajar dan menjadi ulama terkemuka di Makkah. Salah satu dari sekian banyak ulama Hijaz asal Nusantara ialah Syekh Mahfudz At-Turmusi.

Tanah kelahirannya ada di sebuah desa kecil di kabupaten Pacitan. Namanya dikenal luas di kalangan ulama karena berkat beliau, lahir banyak ulama besar yang aktif berdakwah di Nusantara di era kemerdekaan. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut tentang biografi beliau:

Kelahiran dan Silsilah Syekh Mahfudz

Melansir dari www.nu.or.id Muhammad Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Manan bin Dipomenggolo al-Tarmasi al-Jawi merupakan nama lengkap dari Syekh Mahfudz At-Turmusi. Beliau lahir dari perpaduan darah bangsawan dan ulama.

Baca Juga

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

Lahir pada tanggal 12 Jumadil Ula 1285 H/13 April 1868 M, beliau merupakan putra dari pasangan Syekh Abdullah at-Tarmasi dan ibu dari keluarga kasunanan Surakarta. Sumber lain seperti tebuireng.online kelahiran beliau pada 12 Jummadil Ulla (25 Rojab) tahun 1258 yang bertepatan 31 Agustus 1842 M.

Adapun nama terakhir yang bersandar pada beliau merujuk pada desa tempat kelahirannya, Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Dengan demikian, darah kebangsawanan mengalir dari jalur ibu.

Adapun darah keulamaan beliau warisi dari jalur ayah. Adapun kakek beliau, KH Abdul Manan Dipomenggolo, merupakan pendiri pesantren Tremas, Pacitan pada tahun 1830 M.

Riwayat Pendidikan

Riwayat pendidikan Syekh Mahfudz dimulai ketika ia berusia enam tahun, saat ia dikirim ke Makkah untuk belajar di bawah bimbingan ayahnya. Belum genap kembali ke Nusantara Syekh Abdullah pulang ke rahmatullah, meninggalkan anaknya, Syekh Mahfudz. Sebelum berangkat ke Makkah, Syekh Mahfudz terlebih dahulu belajar agama kepada Kiai Soleh Darat.

Bila melihat usia berangkat beliau ke Makkah yang masih menginjak enam tahun, kelahiran pada 1868 M lebih tepat daripada 1842 M. Sebab, pada tahun yang ke dua, Kiai Soleh Darat masih tinggal di Makkah, dan pulang ke Nusantara pada 1870 M.

Semasa belajar di Makkah, Syekh Mahfudz Tremas berguru kepada sejumlah ulama terkemuka, termasuk Syekh Muhammad al-Minsyawi, Syekh Abu Bakar Syatha, dan Syekh Musthafa al-‘Afifi. Beliau menguasai berbagai ilmu: fikih, ushul, hadis, dan qira’at, serta beliau juga pengajar di Masjidil Haram.

Menurut catatan pada laman laduni.id, terdapat lima guru yang secara langsung pernah mengajar Syekh Mahfudz Tremas: Sayyid Abu Bakar Syatha, Imam Nawawi Al Bantani, Kiai Soleh Darat, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dan Syekh Zainudin As-Sumbawi.

Masa Dakwah

Kontribusi Syekh Mahfudz At-Turmusi selama berdakwah sangat signifikan. Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga menulis banyak karya ilmiah yang menjadi rujukan dalam bidang keilmuan Islam.

Beberapa kitab terkenalnya antara lain Fathul Khabir, Kifayah al-Mustafid dan Hasyiyah Attarmasi. Kitab terakhir ini sebagaimana dikutip dari nu.or.id, beliau tulis setebal tujuh jilid. Masih banyak lagi kitab tulisan beliau dari berbagai disiplin ilmu keislaman. Beberapa kitabnya juga menjadi acuan pembelajaran di Universitas Al-Azhar, Kairo, seperti Ghunyatut Thalabah Syarah ala Mandzumat at-Thayyibah fi Qiraatil Asyrah.

Adapun di bidang tafsie, sebagaimana mengutip laman tafsiralquran.id, kitab karangan beliau berjudul Fathul Kabir. Kitab tersebut merupakan penjelasan (syarah) dari kitab Miftah al-Tafsir yang ditulis oleh Abdullah ibn Muhammad al-Nijiri.

Dalam kitab Fathul Khabir, Syekh Mahfudz menjelaskan berbagai aspek ilmu tafsir dengan merujuk kitab-kitab terdahulu: Itmam al-Dirayah dan al-Itqan fi Ulum al-Qur’an. Karya ini beliau tulis dalam waktu kurang dari empat bulan.

Pengajar di Masjidil Haram

Selain aktif menulis, beliau juga aktif mengajar di Masjidil Haram. Beberapa muridnya sekembalinya ke Nusantara memberikan kontribusi dan dampak yang besar bagi agama dan bangsa.

Murid-murid beliau di antaranya: KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Hasbullah, Syekh Sya’dullah Maimuni, KH Ahmad Dahlan, dan Syekh Umar bin Hamdan, seorang muhaddisin Haramain.

Melihat pencapaian murid-murid  beliau, menunjukkan bahwa Syekh Mahfudz berperan aktif dalam pengajaran dan pengembangan ilmu Islam. Ia menjadi salah satu pengajar di Masjidil Haram dan terlibat dalam jaringan keilmuan yang menghubungkan ulama-ulama di Nusantara dengan ulama di Tanah Suci.

Kehadirannya di Makkah tidak hanya memperkuat hubungan keilmuan, tetapi juga memberikan dampak besar bagi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Syekh Mahfudz wafat pada 20 Mei 1920 M di Makkah dan dimakamkan di sana, meninggalkan warisan intelektual yang terus dikenang hingga kini.

Demikian kisah hidup Syekh Mahfudz At-Turmusi, ulama yang lahir dari sebuah desa di Jawa Timur dan memiliki nama besar di dunia islam. Kebesaran beliau tidak lain berkat dedikasinya terhadap ilmu dan pendidikan.

Wallahu A’lam
Oleh Muhammad Wildan

Tags: Biografiseratlontarseratlontar indonesia

Artikel Terkait

Jurnal_Al-Manar
Keislaman

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

2 October 2024
Studi_Islam
Keislaman

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

23 September 2024
orientalisme
Filsafat

Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

25 September 2024
kiai_muhammad_munawwir
Keislaman

Kiai Muhammad Munawwir Krapyak: Ahli Al-Qur’an Paling Berpengaruh pada Masanya

16 September 2024
syekh_ahmad_khatib
Keislaman

Syekh Ahmad Khatib Al-Minankabawi: Imam Masjidil Haram Asal Negeri Melayu

15 September 2024
quraish_shihab
Keislaman

Prof. Quraish Shihab: Mufasir Indonesia Terkemuka Abad Ini

14 September 2024
Next Post
syekh_ahmad_khatib

Syekh Ahmad Khatib Al-Minankabawi: Imam Masjidil Haram Asal Negeri Melayu

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

tafsir_al-azhar
Al-Qur'an dan Tafsir

What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

by admin_seratlontar
14 November 2024
0

Written by Mun’im Sirry | Review Article This article was written by Mun’im Sirry which light up Tafsir Al-Azhar in...

Jurnal_Al-Manar

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

2 October 2024
Falsifikasi_Karl_Popper

Falsifikasi Karl Raimund Popper dalam Catatan A. Setyo Wibowo

24 September 2024
Studi_Islam

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

23 September 2024
orientalisme

Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

25 September 2024
Peran_Kebijakan_Publik

Peran Kebijakan Publik Terhadap Kasus BLBI

20 September 2024

Artikel Populer

  • Jurnal_Al-Manar

    Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

    498 shares
    Share 199 Tweet 125
  • Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

    486 shares
    Share 194 Tweet 122
  • Memahami Hadis secara Mendalam: Antitesa Kesalahpahaman

    473 shares
    Share 189 Tweet 118
  • Makna Muhkam dan Mutashabih menurut sudut pandang Tabari danZamakhsyari

    472 shares
    Share 189 Tweet 118
  • The European Qur’an: Mengenal Lebih Dekat Proyek besar Studi Qur’an di Eropa

    472 shares
    Share 189 Tweet 118
  • What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

    472 shares
    Share 189 Tweet 118

Copyright © 2024 Serat Lontar

All Rights Reserved

Open chat
Powered by Joinchat
Selamat datang di seratlontar.com. Kami merupakan platform media informasi dan pengetahuan. Kami juga menyediakan pelatihan menulis bagi pemula untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis supaya mereka dapat menyalurkan ilmunya dengan baik kepada pembaca.