SERATLONTAR – Bila kita membicarakan Studi Islam (dirasah Islamiyah dalam istilah /Arab) dalam ruang lingkup akademis, hal yang menjadi pertanyaan pertama adalah kapan ilmu tersebut muncul.
Memang betul bila Islam muncul pada abad ke 7. Abad ini menjadi momentum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul pada kisaran tahun 611 M. Namun, sejarah juga mencatat, ilmu yang muncul pada kurun waktu itu adalah ilmu Al-Qur’an.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tulisan ini akan mengulas sepintas studi Islam sebagai disiplin ilmu muncul. Tak lupa juga mengulas bagaimana studi ini memantik pergulatan baik itu di Barat maupun di timur dalam beberapa urutan peristiwa.
Ruang Lingkup Sejarah dan Permulaan Studi Islam
Studi Islam muncul pertama kali pada abad ke 9 di Irak yang mana kajian kala itu lebih berfokus pada literatur Timur Tengah. Alih-alih studi Islam dengan peradaban Islamnya. Bila kita melihat dari kacamata peradaban di masa lampau, catatan terkait Islam dapat kita temukan melalui dua wilayah geografis, yakni Timur dan Barat.
Pertama, Kekaisaran Romawi. Kala itu, kekaisaran ini berpusat pada Byzantium, Turki. Meski berbatasan dengan Eropa, pengaruh kekaisaran ini sampai kke tanah Arab. Alhasil, kepercayaan yang dianut oleh imperium ini memiliki kedekatan secara geografis dengan masyarakat Arab.
Oleh karena itu, dalam beberapa kesempatan, mereka bertemu satu dengan yang lainnya, sehingga sedikit banyak terjadi pertukaran baik itu tradisi, kepercayaan, maupun hubungan bilateral yang menguntungkan keduanya.
Baca Juga: Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku
Sebagai contoh, Herodotus, sejarwan Yunani, menyimpan catatan tentang Arab pada abad ke 5. Kontak masyarakat arab dengan Romawi juga dapat kita lihat dari hubungan kerajaan Nabatean yang beribukota di Petra dengan imperium Romawi. Atas hubungan yang dekat itu, pada awal abad Masehi, beberapa suku di Arab memeluk agama Kristen dan beberapa dari mereka menjadi pelayan kerajaan Byzantium dan Sassania.
Kedua, pandangan Eropa terhadap Islam seluruhnya dimulai pada abad pertengahan dan terbatas pada teks Injil dan konstruk teologi. Oleh karena mereka tidak pernah, setidaknya kala itu sampai datangya perang salib, melakukan kontak langsung dengan Islam, mereka memandang Islam sebagai suatu objek yang berbeda dari mereka, sehingga perlu mendapat pencerahan.
Polemik Keagamaan
Memasuki abad pertengahan, tidak banyak pertentangan dari kalangan kristian terhadap Islam. Sebab, pada abad tersebut, Kristen tengah disibukkan oleh masalah internalnya. Permasalahan ini muncul tatkala muncul pertentangan oleh Martin Luther terhadap kebijakan gereja kala itu terkait ‘pembayaran kepada gereja’ untuk surat pengampunan dosa.
Lain halnya dengan abad ini, pada kurun waktu sebelumnya (abad 9-12 M), perdebatan teologis dilakukan secara terbuka di hadapan khalifah dan umat-umat agama lain. Hal itu nampaknya juga serupa terjadi di Eropa, yang mana memiliki pandangan bahwa kelompok atau sesuatu di luar gereja perlu ditobatkan. Dengan kata lain, muslim merupakan bagian dari kelompok yang murtad.
Sepanjang terjadinya Perang Salib, umat Kristen di Eropa tidak tahu terlalu banyak terkait muslim. Oleh karena itu, pandangan mereka terhadap umat ini dengan pandangan pajority. Maka tak heran, eksistensi muslim di Eropa (Spanyol) yang sampai abad ke 15, berakhir dengan teragis. Mereka dipaksa untuk murtad, diusir, atau dibunuh, merupakan wajah dari penolakan atas eksistensi umat ini di benua biru ini.
Sebuah Catatan Kecil
Memasuki abad ke 20-21 M, kajian atas Islam sudah mulai mengarah kepada kajian akademik yang jauh dari pandangan sinis atau bahkan pajority. Namun, hal yang menjadi catatan penulis, kajian tentang Islam sebagai kajian akademik tidak sepenuhnya demikian. Setidaknya sampai Edward Said menulis buku ‘Orientalisme’. Itu menjadi catatan penting bahwa sampai abad ke 20, barat masih memandang Islam sebagai entitas yang berberda dari dirinya. Meski tidak dapat dikatakan pandangan pajority, stigma negatif dan terbelakang masih melekat pada agama ini menurut kacamata Barat. Wallahu A’lam
Tulisan ini merupakan review dari artikel: “Islamic Studies.” tulisan Richard C. Martin pada buku yang berjudul The Oxford Encyclopedia of the Islamic World
Oleh: Muhammad Wildan