• Home
  • Artikel
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Kontak
Menu
  • Home
  • Artikel
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Kontak
Home Keislaman

Kelompok Ahmadiyah: Mengenal Muasal dan Pandangan Teologisnya

by admin_seratlontar
24 August 2024
Kelompok Ahmadiyah: Mengenal Muasal dan Pandangan Teologisnya

SERATLONTAR – Bila berbicara terkait kelompok Ahmadiyah, khususnya di Indonesia, persepsi yang terlintas di benak masyarakat adalah kelompok sempalan agama Islam. Ia juga dipandang sebagai kelompok yang mengakui adanya nabi pasca wafatnya Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Tidak dapat dimungkiri bahwa pendapat tersebut benar adanya, sebagaimana informasi yang disampaikan pada laman kemenag.go.id. hal tersebut kerap kali memicu konflik di akar-rumput masyarakat islam di Indonesia.

Namun tidak banyak masyarakat yang mengetahui asal muasal Ahmadiyah sebagai bagian dari kelompok Islam. Untuk itu, tulisan ini akan mengulas muasal kelompok tersebut, serta pandangan teologisnya. Supaya lebih jelas, simak penjelasan berikut ini:

Baca Juga

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

Latar Belakang Sosiologis Kelahiran Kelompok Ahmadiyah

Ahmadiyah   lahir dari berbagai permasalahan yang menimpa umat Islam di India. Kemiskinan, sikap konservatif, ajaran Islam yang bercampur dengan takhayul, dan konflik internal merupakan sebagian permasalahan yang melanda umat Islam di India pada saat itu.

Berbagai permasalahan yang terjadi, memicu terjadinya missionaris Kristen dan Hindu yang menyerang umat Islam.

Ahmadiyah   lahir berawal dari gerakan pembaharuan dengan karakter liberal dan cinta damai. Alhasil menarik perhatian orang-orang yang telah lama hilang kepercayaannya terhadap pemahaman Islam lama.

Muhtador dalam artikel yang berjudul Ahmadiyah dalam Lingkar Teologi Islam (analisis Sosial atas Sejarah Munculnya Ahmadiyah mengungkapkan, pada muasal kemunculannya, Amahmadiyah mudah diterima oleh masyarakat India.

Salah satu dari sekian faktor kelompok itu mudah berterima ialah konsep teologinya yang meyakini adanya reinkarnasi. Mereka beranggapan bahwasannya Mirza Ghulam Ahmad merupakan reinkarnasi dari masing masing agama seperti Muhammad, Isa, dan Krishna.

Baca Juga: Manuskrip Hadis dan Tafsir dalam Catatan, Sejak Kapan Keduanya Muncul

Terpecahnya Kelompok Ahmadiyah

Sepeninggal Mirza Ghulam Ahmad, Ahmadiyah terpecah menjadi dua golongan yaitu Ahmadiyah  Lahore dan Ahmadiyah  Qadiyah.

Pertama, melansir dari skripsi yang berjudul, Jamaah Ahmadiyah Indonesia tulisan Farkhan, Ahmadiyah Qadiyan muncul berawal dari terpilihnya Mirza Basyiruddin Muhammad sebagai khalifah kedua Ahmadiyah. Ia mengumumkan ajaran yang berbunyi:

  • Pendiri Ahmadiyah  adalah nabi.
  • Dialah yang diramalkan dalam surah as shaffat ayat 6.
  • Semua orang Islam yang tidak berbaiat kepadannya  adalah kafir.

Berdasarkan tiga hal tersebut maka Ahmadiyah  Qadian memandang Mirza Ghulam Ahmad sebagai seorang nabi yang tidak membawa syariat baru dan mengkafirkan umat Islam lain yang berbeda pandangan.

Kedua, berbeda dengan ahmadiyah Qadiyah, Ahmadiyah Lahore memandang Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujadid atau pembaharu dan bukan seorang nabi.

Melansir dari skripsi yang berjudul Ahmadiyah Lahore di Yogyakarta 1924-1930: Suatu Pertumbuhan Awal Di Pulau Jawa tulisan Dwi Rendy Maulana, sekte ini bermula ketika Maulana Muhammad Ali gagal menyebarkan pengaruhnya di daerah Lahore untuk memisahkan diri dan membentuk golongan baru.

Pandangan teologis

Inti pemikiran Ahmadiyah adalah perfertologi (konsep kenabian) yang bersumber dari Ibnu Arabi. Ajaran tersebut mengatakan, nabi-nabi tak bersyariat sepeninggal Nabi Muhammad.

Melansir dari artikel yang berjudul Ahmadiyah: Sebuah Titik Yang Diabaikan tulisan Adi Fadl, dengan menyebutkan dirinya (Mirza Ghulam Ahmad) sebagai juru selamat. Atas dasar itu Ahmadiyah ditentang oleh banyak kalangan umat Islam di seluruh dunia. Hal tersebut tidak lain karena dianggap mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir.

Demikian sedikit gambaran terkait muasal lahirnya kelompok Ahmadiyah perspektif sosiologis dan pandangan teologis mereka. Kelahirannya tidak lepas dari kepercayaan masyarakat lokal India yang meyakini konsep reinkarnasi. Dampaknya sedikit banyak mendapat pertentangan oleh kelompok islam global di berbagai tempat.

Oleh: Muhammad Wildan
Direktur seratlontar.com

Tags: Kelompok Ahmadiyahseratlontarseratlontar indonesia

Artikel Terkait

Jurnal_Al-Manar
Keislaman

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

2 October 2024
Studi_Islam
Keislaman

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

23 September 2024
orientalisme
Filsafat

Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

25 September 2024
kiai_muhammad_munawwir
Keislaman

Kiai Muhammad Munawwir Krapyak: Ahli Al-Qur’an Paling Berpengaruh pada Masanya

16 September 2024
syekh_ahmad_khatib
Keislaman

Syekh Ahmad Khatib Al-Minankabawi: Imam Masjidil Haram Asal Negeri Melayu

15 September 2024
Syekh_Mahfudz
Keislaman

Syekh Mahfudz At-Turmusi: Ulama Nusantara yang Menjadi Mufaqih di Makkah

14 September 2024
Next Post
Kelompok Ahmadiyah: Mengenal Muasal dan Pandangan Teologisnya

Ajaran Utama Pembaharuan Ahmadiyah: Beberapa Perbedaan dari Arus Utama

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

tafsir_al-azhar
Al-Qur'an dan Tafsir

What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

by admin_seratlontar
14 November 2024
0

Written by Mun’im Sirry | Review Article This article was written by Mun’im Sirry which light up Tafsir Al-Azhar in...

Jurnal_Al-Manar

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

2 October 2024
Falsifikasi_Karl_Popper

Falsifikasi Karl Raimund Popper dalam Catatan A. Setyo Wibowo

24 September 2024
Studi_Islam

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

23 September 2024
orientalisme

Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

25 September 2024
Peran_Kebijakan_Publik

Peran Kebijakan Publik Terhadap Kasus BLBI

20 September 2024

Artikel Populer

  • Jurnal_Al-Manar

    Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

    498 shares
    Share 199 Tweet 125
  • Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

    486 shares
    Share 194 Tweet 122
  • Memahami Hadis secara Mendalam: Antitesa Kesalahpahaman

    473 shares
    Share 189 Tweet 118
  • Makna Muhkam dan Mutashabih menurut sudut pandang Tabari danZamakhsyari

    472 shares
    Share 189 Tweet 118
  • The European Qur’an: Mengenal Lebih Dekat Proyek besar Studi Qur’an di Eropa

    472 shares
    Share 189 Tweet 118
  • What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

    472 shares
    Share 189 Tweet 118

Copyright © 2024 Serat Lontar

All Rights Reserved

Open chat
Powered by Joinchat
Selamat datang di seratlontar.com. Kami merupakan platform media informasi dan pengetahuan. Kami juga menyediakan pelatihan menulis bagi pemula untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis supaya mereka dapat menyalurkan ilmunya dengan baik kepada pembaca.