SERATLONTAR – Karakter seseorang terbentuk oleh kombinasi antara watak bawaan dan kebiasaan hidup yang dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor-faktor seperti logika, doktrin, ilmu pengetahuan moral, dan akhlak memainkan peran penting dalam pembentukan watak. Semua faktor itu dapat diraih bila adanya efektivitas pendidikan moral.
Menurut Faisal Ismail, kata ‘akhlak’ dalam bahasa Indonesia dapat disetarakan dengan budi pekerti, tata susila, tata krama, atau sopan santun. Pendidikan moral merupakan proses pembelajaran yang bertujuan untuk membantu individu memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Tanpa nilai-nilai moralitas, seseorang dapat terjerumus dalam ketidakseimbangan hidup. I lepas dari berbagai norma dan tatanan sosial yang membedakan antara kebaikan dan keburukan. Oleh karena itu, pendidikan moral menjadi salah satu pilar utama dalam mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yakni menciptakan masyarakat yang cerdas, adil, dan makmur, sebagaimana tercantum dalam alinea keempat UUD 1945.
Baca Juga: Efektivitas Hukum di Indonesia, Berikut Syarat-syaratnya
Pendidikan Moral dan Pembentukan Karakter
Pendidikan moral memiliki peran krusial dalam membentuk karakter individu. Karakter yang kuat memungkinkan seseorang menjadi warga negara yang baik, menghargai aturan, dan mempraktikkan etika. Menurut Mulyasana, karakter tidak hanya ditentukan oleh nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, tetapi juga oleh lingkungan dan pengalaman hidup sehari-hari.
Pendidikan moral memberikan panduan bagaimana seseorang harus bersikap dalam menghadapi tantangan sosial. Pendidikan itu juga membentuk rasa tanggung jawab terhadap masyarakat. Nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan toleransi merupakan fondasi pendidikan moral yang bertujuan membentuk individu yang bermoral baik dan beretika.
Melalui pemahaman ini, setiap individu diharapkan mampu menjadi bagian dari masyarakat yang multikultural dan menghormati perbedaan, serta turut berkontribusi dalam menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
Pengaruh Lingkungan terhadap Pendidikan Moral
Selain pendidikan formal yang diberikan di sekolah, lingkungan juga memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan moral individu. Lingkungan keluarga, pertemanan, serta masyarakat secara umum menjadi ruang pembelajaran sosial yang tak kalah pentingnya.
Dalam keluarga, pola perilaku dan moral anggota keluarga sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh orang tua. Teman sebaya juga memegang peranan penting dalam membentuk sikap dan perilaku moral, terutama pada usia remaja di mana pengaruh sosial semakin kuat.
Lingkungan yang mendukung nilai-nilai moral positif akan memperkuat karakter individu, sedangkan lingkungan yang permisif terhadap perilaku negatif dapat melemahkan pondasi moral seseorang. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat, untuk saling bersinergi dalam menanamkan nilai-nilai moral yang baik pada setiap individu.
Baca Juga: Menanggapi Hasil Putusan MK dan DPR Tentang Pilkada 2024
Pendidikan Moral dalam Konteks Multikultural
Di negara yang multikultural seperti Indonesia, pendidikan moral memiliki peran strategis dalam memupuk kerukunan dan toleransi antar kelompok masyarakat. Pemahaman tentang keberagaman, baik dalam hal suku, agama, maupun budaya, menjadi bagian penting dari pendidikan moral.
Pendidikan ini harus mampu mengajarkan nilai-nilai inklusivitas dan empati, yang tidak hanya mendukung hubungan antar individu, tetapi juga memperkuat integrasi sosial. Seseorang yang memiliki pendidikan moral yang baik akan mampu melihat perbedaan sebagai kekayaan, bukan sebagai sumber konflik.
Ia juga akan lebih bijak dalam menghadapi tantangan-tantangan sosial yang muncul akibat keberagaman, serta berkontribusi dalam menjaga kedamaian dan ketertiban di tengah masyarakat yang beragam.
Efektivitas Pendidikan Moral dalam Masyarakat
Efektivitas pendidikan moral dapat diukur dari sejauh mana nilai-nilai moral yang diajarkan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan moral yang efektif akan menghasilkan individu yang memiliki kesadaran moral tinggi dan mampu mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan.
Namun, efektivitas pendidikan moral juga bergantung pada dukungan lingkungan sosial dan budaya setempat. Pendidikan moral yang diajarkan di sekolah harus selaras dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga individu tidak mengalami kebingungan antara teori dan praktik.
Oleh karena itu, sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menanamkan nilai-nilai moral yang kuat untuk membangun bangsa yang cerdas, adil, dan makmur.
Oleh: Fadhilah Aini
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Penulis Buku.