• Home
  • Artikel
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Kontak
Menu
  • Home
  • Artikel
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Kontak
Home Al-Qur'an dan Tafsir

Ayat-Ayat Perang dalam Tafsir Hidayatul Quran: Review Artikel

by admin_seratlontar
11 August 2024
Ayat-Ayat Perang dalam Tafsir Hidayatul Quran: Review Artikel

Nama Penulis  : M. Royyan Nafis Fathul Wahab`
Judul Tulisan   : Islam Nusantara dan Tafsir Pesantren: Telaah ayat-ayat Perang dalam Tafsir Hidayatul Qur’an
Judul Buku      : Daras Tafsir Hidayatul Quran: Ragam Pendekatan dan Cakrawala Pembacaan.

SERATLONTAR – Islam menurut sebagian orang kerap dinarasikan sebagai agama perang. Hal ini tidak lepas dari banyaknya sejarah nabi yang menitik beratkan pada aspek perang. Dikutip dari laman bbc.com, hasil kajian dari Badan Penelitian Pengembangan dan Pendidikan pelatihan Kementerian memaparkan, belum banyak literatur sejarah Nabi yang menonjolkan aspek sifat terpuji (jujur, amanah, cerdas dan terpercaya). Sebaliknya, sejarah masih didominasi oleh perang-perang.

Terlepas dari sejarah tersebut, Alquran, sebagai tonggak dasar beragama umat Islam, seringkai disalah tafsirkan secara radikal yang mendukung kekerasan sebagai sarana jihad. Salah satu penyebabnya ialah pembacaan ayat Alquran secara parsial dan terlepas dari ayat lainnya, sehingga memunculkan penafsiran yang tidak holistis, sebagaimana dikatakan  Prof. Chirzin Muhammad dalam laman artikula.id

Baca Juga

What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

One Day One Juz: Komunitas dalam Kehidupan Beragama di Era Digital

Berdasarkan dua faktor di atas, muncul sebuah pertanyaan, benarkah Islam agama perang. Guna menjawab pertanyaan di atas, baik kiranya tulisan ini memberikan sedikit gambaran tulisan M. Royyan Nafis Fathul Wahab terkait penafsiran ayat-ayat perang dalam tafsir Hidayatul Quran dalam buku yang berjudul Daras Tafsir Hidayatul Quran: Ragam Pendekatan dan Cakrawala Pembacaan.

Sebagai informasi singkat, buku ini berisi kompilasi artikel yang mengulas kitab tafsir karya Dr. Muhammad Afifudin Dimyati. Tafsir ini berjudul Hidayatu  al-Quran fi Tafsiri al-Quran bi al-Quran atau umum disebut tafsir Hidayatul Quran .

. Berikut ulasannya:

Ayat-Ayat Perang dalam Tafsir Hidayatul Quran

Term Perang dalam Alquran

Terdapat dua istilah yang digunakan Alquran untuk menyebut kata perang. Pertama,  kata ghazza yang berarti perang. Dikutip dari laman quranqudsiyah.org, kata ghazza hanya disebutkan sekali dalam Alquran, pada surah Al-Baqarah ayat 156. Kata ghazza dalam ayat ini ditulis dalam bentuk kata kerja, ghazzan yang artinya peperangan.

Kedua, kata qatala yang artinya membunuh. Peperangan identik dengan penyerangan dan pembunuhan satu kelompok tertentu yang disebabkan oleh permasalahan tertentu. Masih dalam laman yang sama, quranqudsiyah.org, terdapat 163 lafal qatala dan turunannya baik dalam bentuk kata kerja maupun kata benda.

Berdasarkan dua penggunaan kata perang di atas, Wahab memilih menggunakan term qatala. Tidak ada alasan spesifik tentang alasan dipakainya kata ini, namun bila dilihat dari kuantitas ayat, kata qatala dan derivasinya lebih unggul dan menyeluruh dalam menggambarkan ayat-ayat perang di dalam Alquran. 

Selain itu, Wahab juga membatasi penelusurannya terhadap ayat-ayat perang hanya dalam lima ayat saja: Al-Baqarah, Al-Imran, At-Taubah, Al-Mumtahanah, dan Al-Anfal. Berdasarkan lima alasan yang dikemukakan Wahab, penulis menangkap dua poin utama yang menjadi sebab lima ayat ini dipilih.

Pertama, mayoritas surah yang dipilih memiliki kategori madaniyah. Hal ini sesuai awal mula diperintahkannya berperang, yaitu pasca Nabi berhijrah ke kota Madinah. Kedua, tafsir Hidayatul Quran dalam penafsirannya menggunakan pendekatan tafsir Alquran bil Quran, terlebih lima surah di atas memiliki jumlah ayat yang banyak, sehingga dinilai cukup mewakili topik ini.

Baca Juga: Memahami Hadis secara Mendalam: Antitesa Kesalahpahaman

Catatan Wahab Terhadap Tafsir Hida`yatul Quran  terhadap Ayat Perang

Islam hanya menghendaki peperangan dalam rangka mempertahankan diri (defensif), bukan menyerang (ofensif). Wahab mengawali tulisannya dengan memaparkan surah Al-Baqarah ayat 190:

وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al-Baqarah[2]:190).

Wahab memberi catatan, ayat ini di dalam tafsir Hidayatul Quran ditafsirkan dengan tiga ayat: Al-Baqarah ayat 193-194 dan An-Nahl ayat 126. Berdasarkan pembacaan terhadap tiga ayat ini, ketiganya saling terkait dan menafsirkan, ia menemukan tiga poin penting.

Pertama, Islam tidak membenarkan mendahului peperangan (konflik). Sebaliknya, mengangkat senjata diharuskan dalam rangka melindungi diri, baik itu untuk keselamatan diri (hifzu nafs), agama, (hifzu din), maupun negara (hifzud daulah). Wahab juga mengkontekstualisasikan penafsiran ayar ini dengan konteks bernegara. Berperang dalam rangka bela negara dan tanah air menjadi sebuah keharusan bila. Adapun di dalam situasi normal, perintah memerangi non muslim tidak berlaku.

Kedua, Islam memiliki banyak batasan dan aturan dalam berperang. Orang yang boleh dilawan dalam situasi perang hanyalah yang terlibat seperti tentara atau pasukan. Sebaliknya, orang yang tidak berkepentingan, tidak bisa menjadi sasaran perang. Termasuk dalam kategori ini seperti: anak-anak, perempuan, difabel, orang gila, dan lain sebagainya.

Sebagai konsekuensi poin kedua, poin ketiga ialah larangan untuk berperang yang melampaui batas. Perang usai bila musuh telah menyatakan kekalahannya.

Status Hubungan dengan Non-Muslim

Pada ayat yang lain, Wahab juga menuliskan tentang tidak seluruhnya orang kafir boleh diperangi. Sebagaimana ia temukan di tafsir Hidayatul Quran, termasuk golongan ini ialah orang yang tidak secara nyata menyatakan permusuhan atau sekedar mengolok-olok.

Terkait golongan ini, ia mengutip surah Al-Imran ayat 111  yang dalam tafsirHidayatul Quran ditafsirkan dengan surah A-Hajj ayat 40.

Berkaitan dengan ketentuan di atas, muslim juga diperbolehkan menjalin hubungan dengan non-muslim selagi mereka tidak membuat permusuhan. Terkait hal ini, Wahib mengutip ayat yang lain dalam tafsir Hidayatul Quran , tepatnya pada surah Mumtahanah ayat 18.

Ayat ini dalam catatannya, ditafsirkan oleh mualif tafsir Hidayatul Quran dengan surah Al-Imran ayat 118 yang merupakan penjelas bahwa yang dilarang kepada umat Islam ialah menjalin dengan non-muslim yang menyatakan kebenciannya.

Kesimpulan

Wahab cukup komplit dalam melakukan telaah terhadap ayat-ayat perang di tafsir Hidayatul Quran. Tulisannya tersaji dengan alur topik yang terstruktur dan menyeluruh. Topik ini ia buka dengan pemaparan ayat perintah perang terhadap orang-orang kafir, dilanjutkan dengan pembahasan batasan perang, kelompok yang tidak boleh diperangi, serta non-muslim yang boleh dijadikan rekan dalam hubungan sosial.

Berdasarkan tulisannya, tafsir Hidayatul Quran merupakan tafsir yang ditulis dengan pendekatan Tafsir al-Quran bi al-Quran (menafsirkan Alquran dengan Alquran). Pembacaan secara menyeluruh terhadap penafsiran ayat-ayat Alquran terkait topik perang, menjadi bukti Islam bukanlah agama yang cinta perang. Namun demikian, Islam juga tidak mengajarkan diam bila mendapat ancaman yang membahayakan diri, agama, maupun bangsa.

Oleh: Muhammad Wildan
Direktur seratlontar.com

Artikel ini telah diterbitkan sebelumnya di laman tanwir.id atas sepengetahuan penulis

Tags: ayat-ayat perangislam cinta damaiseratseratlontar indonesia

Artikel Terkait

tafsir_al-azhar
Al-Qur'an dan Tafsir

What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

14 November 2024
One Day One Juz
Al-Qur'an dan Tafsir

One Day One Juz: Komunitas dalam Kehidupan Beragama di Era Digital

7 September 2024
Hermeneutika humanis by sukidi
Al-Qur'an dan Tafsir

Hermeneutika Humanis Gagasan Nasr Hāmid Abu Zayd Menurut Sukidi

5 September 2024
The European Qur’an
Al-Qur'an dan Tafsir

The European Qur’an: Mengenal Lebih Dekat Proyek besar Studi Qur’an di Eropa

4 September 2024
Makna Muhkam dan Mutashabih
Al-Qur'an dan Tafsir

Makna Muhkam dan Mutashabih menurut sudut pandang Tabari danZamakhsyari

4 September 2024
Al-Qur’an pada Masa Rasulullah: Meniti Sejarah Awal Isam
Al-Qur'an dan Tafsir

Al-Qur’an pada Masa Rasulullah: Meniti Sejarah Awal Isam

28 August 2024
Next Post
Studi Manuskrip Al-Qur’an: Suatu Pengantar

Studi Manuskrip Al-Qur'an: Suatu Pengantar

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

tafsir_al-azhar
Al-Qur'an dan Tafsir

What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

by admin_seratlontar
14 November 2024
0

Written by Mun’im Sirry | Review Article This article was written by Mun’im Sirry which light up Tafsir Al-Azhar in...

Jurnal_Al-Manar

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

2 October 2024
Falsifikasi_Karl_Popper

Falsifikasi Karl Raimund Popper dalam Catatan A. Setyo Wibowo

24 September 2024
Studi_Islam

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

23 September 2024
orientalisme

Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

25 September 2024
Peran_Kebijakan_Publik

Peran Kebijakan Publik Terhadap Kasus BLBI

20 September 2024

Artikel Populer

  • Jurnal_Al-Manar

    Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

    498 shares
    Share 199 Tweet 125
  • Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

    486 shares
    Share 194 Tweet 122
  • Memahami Hadis secara Mendalam: Antitesa Kesalahpahaman

    473 shares
    Share 189 Tweet 118
  • Makna Muhkam dan Mutashabih menurut sudut pandang Tabari danZamakhsyari

    472 shares
    Share 189 Tweet 118
  • The European Qur’an: Mengenal Lebih Dekat Proyek besar Studi Qur’an di Eropa

    472 shares
    Share 189 Tweet 118
  • What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

    472 shares
    Share 189 Tweet 118

Copyright © 2024 Serat Lontar

All Rights Reserved

Open chat
Powered by Joinchat
Selamat datang di seratlontar.com. Kami merupakan platform media informasi dan pengetahuan. Kami juga menyediakan pelatihan menulis bagi pemula untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis supaya mereka dapat menyalurkan ilmunya dengan baik kepada pembaca.