SERATLONTAR – Studi Al-Qur’an dan Tafsir menjadi kajian yang melekat dengan studi bahasa. Oleh sebab itu, langkah awal seorang mahasiswa sebelum mendalami kajian ini ialah mengenal apa itu filsafat bahasa.
Tulisan kali ini akan mengulas terkait hal tersebut, serta menjelaskan tentang perbedaan semiotika dan hermeneutika yang mana masih berada di ruang lingkup filsafat bahasa. Berikut pembahasan selengkapnya:
Pengertian Filsafat Bahasa
Filsafat bahasa merupakan cabang dari ilmu filsafat yang menjadikan bahasa sebagai objek materialnya. Sebagai pengantar, objek material merujuk pada apa yang diteliti, bisa berupa benda maupun entitas lainnya yang menjadi fokus utama penelitian.
Tujuan dari filsafat bahsa adalah untuk mengajarkan kepada orang yang mempelajarinya melihat dunia, berinteraksi dengan sesama dan berpikir.
Baca Juga: Efektivitas Hukum di Indonesia, Berikut Syarat-syaratnya
Adapun relevansinya terhadap studi Al-Qur’an dan Hadis filsafat bahasa berfungsi sebagai alat mengkaji hubungan antar bahasa, baik itu kata per kata, maupun hubungan antar ayat untuk memunculkan pemahaman atas teks tersebut (Al-Qur’an maupun tafsir).
Perbedaan antara Hermeneutik dan Semiotik
Sebelum masuk ke perbedaan, berikut ini peredaan antara keduanya:
Pengertian Hermeneutik
Melansir dari buku tulisan Sahiron, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an,hermeneutika berasald dari bahasa Yunani, hermeneuin yang artinya to explain atau menjelaskan. Dalam istilah yang lain juga berupakan teori penafsiran, seni memahami, ataupun teknik menguak kesatuan makna.
Adapun secara definitif, hermeneutika merupakan cabang ilmu yang membahas metode, hakekat, dan landasan filosofis penafsiran. Hal yang membedakan hermeneutika dengan penafsiran pada umumnya ada di pemahaman historis.
Dalam hermeneutika, pokok pembicaraan ialah tentang pemahaman manusia dengan realitas baik itu nanti dan kini.
Apa Itu Semiotik
Ilmu yang mempelajari suatu tanda untuk mengungkap pesan dari tanda tersebut. Hal ini dapat diasumsikan, ada lampu aphill di jalanan yang memancarkan warna merah, kuning, dan hijau. Merah artinya berhenti, kuning artinya bersiap-siap atau berhati hati, dan hijau artinya berjalan.
Oleh karena sudah menjadi hal yang umum, tanpa mempelajarinya secara teoretis, seseorang akan tahu apa makna dari lampu tersebut. Cara untuk tahu mengenai makna dari lampu aphill secara teoretis tersebut yang dinamakan semiotik.
Hubungan semiotik dengan Kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir ialah, mempelajari makna dari tanda-tanda Al-Qur’an dan Tafsir. Dalam hal ini tanda itu berupa teks, supaya dapat terungkap dengan baik dan benar.
Letak Perbedaannya
Berdasar dua perbedaan di atas, hermeneutika dan semiotik memiliki kesamaan definisi; menguak kebenaran atau proses penafsiran. Hal yang membedakan ialah, hermeneutika melibatkan unsur-unsur eksternal teks, dalam hal ini konteks hitoris.
Adapun semiotika dalam konteks kajian teks, berfokus pada apa yang ada di dalam teks. Amin Al-Khulli menawarkan gagasan tafsir sastrawi, yakni mengkaji Al-Qur’an dari dua hal, apa yang ada di sekitarnya (dirasah ma hawla al-Quran) dan kajian Al-Qur’an itu sendiri (dirasah ma fi al-Quran)
Dua hal dari Amin Al Khulli di atas merupakan aktualisasi dari semiotik (dirasah ma fi al-Quran) yakni kajian yang berfokus pada teks Al-Qur’an. Juga implementasi dari hermeneutik dalam kajian Al-Quran (dirasah ma hawla al-Quran).
Hubungan Kedua Ilmu Tersebut dengan Filsafat Bahasa
Dalam konteks filsafat bahasa, filusuf Perancis mengembangkan pemikiran filsafatnya dengan mendasarkan bahasa dalam proses hermeneutika. Bahasa dipandang sebagai bentuk manifestasi pemikiran manusia setelah berinteraksi dengan alam dan lingkungannya.
Jadi bahasa bukan hanya dipandang sebagai struktur kata yang memberikan makna, melainkan rangkaian kata yang menggambarkan realita hidup manusia. Untuk mengungkao rangkaian kata tersebut diperlukan dua ilmu:
Pertama, semiotik yang berkutat pada teks atau tanda secara literal. Kedua, hermeneutik, yakni kajian atas teks maupun tanda, fenomena, yang melibatkan unsur-unsur di luar teks yang masih berkaitan.
Fungsi hermeneutik dan semiotik dalam kajian studi Al-Qur’an dan Tafsir
Semiotika memiliki peranan mengkaji Al-Qur’an dan Tafsir dari sisi literal. Sementara itu, hermeneutika mengkajina dari segi kontekstual, bisa berupa sejarah turunnya (sababunnuzul makro-mikro), konteks sosial hitoris, kajian interteks.