• Home
  • Artikel
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Kontak
Menu
  • Home
  • Artikel
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Kontak
Home Keislaman

Memahami Hadis secara Mendalam: Antitesa Kesalahpahaman

by admin_seratlontar
22 August 2024
Memahami Hadis secara Mendalam: Antitesa Kesalahpahaman

SERATLONTAR – Memahami hadis secara mendalam merupakan hal yang sangat diperlukan. Tujuannya ialah untuk membebaska umat dari kesalahpahaman. Banyak redaksi hadis meskipun sahih kualitasnya, memiliki asbabulwurud yang tidak mesti semua orang mengetahuinya.

Salah paham memahami makna suatu hadis memiliki efek yang beruntun bagi kehidupan umat muslim. Sebab, sebagai salah satu sumber hukum dan jalan hidup seorang muslim, hadis beberapa kasus terikat dengan konteks. Pemahaman hadis secara tekstual yang terlepas dari kontes membentuk prilaku baru umat muslim yang kaku.

Kategorisasi Pemahaman Teks Hadis

Terdapat tiga kategori orang dalam memahami teks hadis: pertama, General tekstual, yakni memahami hadis langsung dari tekstualnya. Kedua, general kontekstual, adalah memahami teks hadis dengan mempertimbangkan kontekstualitas hadis .

Baca Juga

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

Ketiga, ialah kritis selektif dan kontekstual, yaitu memahami hadis dengan teliti berdasarkan kontekstualitas teks dan menyesuaikan matan hadis yang relevan dengan kebutuhan, meski tidak menafikkan bahwasannya semua hadis itu penting.

Dengan kata lain, kategori ketiga di atas merupakan kelompok yang memahami hadis secara mendalam.

Contoh Kasus

Salah satu bentuk ketidaktahuan umat mengenai makna teks hadis, dapat terlihat dari  pemikiran hadis misoginis. Hadis yang bersifat shalih likulli zamaan wal makaan tentu tidak mungkin mendiskreditkan wanita.

Selaras dengan hal tersebut, nabi pada konteks zaman dahulu dalam berdakwah menyesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat yang notabene berstruktur patriarki. Hadis yang biasanya dijadikan bahan diskusi sarjanawan seperti ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ، فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallahu’anhu bahwa Rasulullah bersabda: ‘Berwasiatlah (dalam kebaikan) pada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya. Jika kamu coba meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu, maka dia bisa patah. Namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para wanita’,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesalahpahaman memahami hadis biasanya terletak pada penerjemahan teks matan. Terjemah secara tekstualis berimplikasi pada pemahaman kurang tepat bagi para pembaca. Bisa saja makna  dari kata خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ berarti barang yang sama dengan penciptaan adam yaitu tanah.

Baca Juga: Studi Manuskrip Al-Qur’an: Suatu Pengantar

Tulang rusuk juga bisa dimaknai sebagai sebuah kebutuhan yang tidak terlepaskan dari tiap manusia. Seorang lelaki akan selalu membutuhkan perempuan diibaratkan seperti tulang rusuk yang mejadi salah satu organ fital dalam tubuh manusia.

Untuk mendalami hadis tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Sumber hukum Islam (fiqih) yang berasal dari Al-Qur’an  dan hadis akan menjadi hukum Islam apabila sudah dirumuskan oleh sarjanawan dan pakar.

Salah satu metode untuk memahami teks hadis adalah dengan Ilmu Maanil hadis. Kesalahan umum para penerjemah biasanya terletak pada diksi dan kata. Tiap bahasa memiliki berbagai arti dan makna.

Terkadang penerjemah hanya fokus kepada satu kata terjemahan saja, padahal kata tersebut belum tentu sepadan dengan teks asli. Contohnya kata عمر dan سنين dalam terjemahan Indonesia adalah umur.

Padahal dua kata tersebut memiliki konotasi yang berbeda. Kata عمر adalah usia, dapat diartikan dalam konteks kuantitas. Penggunaan umrun seperti contohnya adalah usia manusia terhitung dari awal mula ia lahir sampai meninggal.

Adapun kata سنين berarti umur dalam konteks kualitas. Begitu banyak kata dalam bahasa Arab terutama bahasa hadis dan Al-Qur’an yang perlu dikaji lebih dalam untuk membantu pemahaman hadits secara tekstual.

Urgensi dan Kesimpulan

Memahami hadis secara mendalam merupakan tugas dan tanggung jawab umat muslim secara bersama. Sebab, dengan cara itu kita dapat semakin dekat dengan cara hidup baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Wallahu A’lam

Oleh: Muhammad Wildan
Direktur Seratlontar.com

Tags: hadiskeislamanmemahami hadis secara mendalamseratlontarseratlontar indonesia

Artikel Terkait

Jurnal_Al-Manar
Keislaman

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

2 October 2024
Studi_Islam
Keislaman

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

23 September 2024
orientalisme
Filsafat

Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

25 September 2024
kiai_muhammad_munawwir
Keislaman

Kiai Muhammad Munawwir Krapyak: Ahli Al-Qur’an Paling Berpengaruh pada Masanya

16 September 2024
syekh_ahmad_khatib
Keislaman

Syekh Ahmad Khatib Al-Minankabawi: Imam Masjidil Haram Asal Negeri Melayu

15 September 2024
Syekh_Mahfudz
Keislaman

Syekh Mahfudz At-Turmusi: Ulama Nusantara yang Menjadi Mufaqih di Makkah

14 September 2024
Next Post
Ayat-Ayat Perang dalam Tafsir Hidayatul Quran: Review Artikel

Ayat-Ayat Perang dalam Tafsir Hidayatul Quran: Review Artikel

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

tafsir_al-azhar
Al-Qur'an dan Tafsir

What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

by admin_seratlontar
14 November 2024
0

Written by Mun’im Sirry | Review Article This article was written by Mun’im Sirry which light up Tafsir Al-Azhar in...

Jurnal_Al-Manar

Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

2 October 2024
Falsifikasi_Karl_Popper

Falsifikasi Karl Raimund Popper dalam Catatan A. Setyo Wibowo

24 September 2024
Studi_Islam

Studi Islam dalam Lintas Sejarah: Suatu Pengantar

23 September 2024
orientalisme

Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

25 September 2024
Peran_Kebijakan_Publik

Peran Kebijakan Publik Terhadap Kasus BLBI

20 September 2024

Artikel Populer

  • Jurnal_Al-Manar

    Pengaruh Jurnal Al-Manar terhadap Produk Fatwa di Kawasan Asia Tenggara

    498 shares
    Share 199 Tweet 125
  • Menguak Alasan ‘Orientalisme’ Ditulis Sebagai Sebuah Buku

    486 shares
    Share 194 Tweet 122
  • Memahami Hadis secara Mendalam: Antitesa Kesalahpahaman

    473 shares
    Share 189 Tweet 118
  • Makna Muhkam dan Mutashabih menurut sudut pandang Tabari danZamakhsyari

    472 shares
    Share 189 Tweet 118
  • The European Qur’an: Mengenal Lebih Dekat Proyek besar Studi Qur’an di Eropa

    472 shares
    Share 189 Tweet 118
  • What’s modern about modern tafsīr? A closer look at Hamka’s Tafsīr al-Azhar

    472 shares
    Share 189 Tweet 118

Copyright © 2024 Serat Lontar

All Rights Reserved

Open chat
Powered by Joinchat
Selamat datang di seratlontar.com. Kami merupakan platform media informasi dan pengetahuan. Kami juga menyediakan pelatihan menulis bagi pemula untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis supaya mereka dapat menyalurkan ilmunya dengan baik kepada pembaca.